Jumat, 31 Oktober 2008

Philosopher Stone

Pada suatu hari di musim dingin tahun 1263, diselenggarakan pesta di Cologne. Di antara yang hadir adalah William II - Pangeran Belanda, tetapi para undangan tidak hadir untuk menghormatinya, namun karena undangan sang tuan rumah: Albertus Magnus. Setelah berkumpul di ruang tamu tibalah saat makan. Alangkah herannya mereka melihat meja makan disusun rapi di taman. Apakah mereka akan makan di tengah salju? Tak lama kemudian tuan rumah pun datang, lalu ia duduk dengan santai di kursi berlapis salju itu dan meletakan sebuah batu aneh di pangkuannya. Mendadak terjadi keajaiban: salju lenyap, sinar matahari memenuhi taman tersebut, burung-burung berkicau riang, dan bunga-bunga mekar dengan indahnya.

Pada masanya, Albertus Magnus terkenal sebagai pekerja yang luar biasa, memiliki rahasia ajaib dan kebijaksanaan yang mengungguli manusia lain. Banyak rumor yang menyebutkan bahwa keajaiban yang ia miliki diperoleh dari kontak dengan dunia roh, karena pekerjaannya memang berhubungan dengan spiritualitas. Rumor lain menyebutkan bahwa memang ia seorang ilmuwan jenius dengan kemampuan berpikir berabad-abad ke depan melebihi orang pada jamannya.

Yang hampir pasti adalah Albertus Magnus seorang alkemis, teks book nya berjudul “On Alchemy” berisi berbagai informasi tentang percobaan dan hasil penemuannya. Magnus juga menulis tentang magical properties yang ada pada gem atau batu langka lainnya. Ia menuliskan pengalaman pribadi yang ia alami saat mengeluarkan kegunaan sihir batu tersebut, namun tidak pernah menuliskan persiapan (preparations) apa yang perlu dilakukan supaya kegunaan batu tersebut bisa keluar.

Menuruti kebijaksanaan alkemis yang ia tulis di bukunya sendiri, Albertus Magnus tidak pernah mentransmutasi logam biasa menjadi emas dengan tangannya sendiri, namun ia menciptakan sebuah batu yang dipercaya bisa melakukan hal ini. Batu inilah yang ia gunakan untuk mengubah cuaca di Cologne, dan disebut “phillosoper’s stone”, dari kata filosofi, karena Albertus Magnus selain seorang alkemis juga terkenal dalam hal metal science, filosofi, dan botani. Monumen untuk mengenangnya di kota Cologne sampai sekarang masih ada dengan pose seorang pemikir.

Salah satu keajaiban yang menjadi legenda adalah bahwa dalam laboratoriumnya ia memiliki ‘pelayan pribadi’ berupa orang besi (android) yang membantunya dalam mengerjakan penelitian. Android ini dibuat dari logam tertentu dan batu permata aneh (sebagai sumber energi?).

Mungkinkah seorang pendeta abad ke-13 bisa menciptakan android padahal masa tersebut orang baru mulai mencoba membuat jam? Sebagai bahan perbandingan, pada abad yang sama seorang rabi Perancis bernama Jechiele, yang dikabarkan menerangi rumahnya dengan “kaca bersinar”, dan sering mengerjai teman-temannya dengan memberikan alat kejut listrik pada handel pintu.

Nicolas Flamel yang hidup lima puluh tahun setelah kematian Albertus Magnus mengklaim berhasil memperoleh phillosoper’s stone milik Albertus Magnus yang hilang dan seperti pemilik lamanya, berhasil mentransmutasi logam biasa menjadi perak (tahun 1382), dan emas.

sumber: kaskus

Tidak ada komentar: